Dari TikTok ke Jalanan: Tren Global yang Bikin Gaya Hidup Kita Berubah
Kadang aku heran, gimana bisa ya sesuatu yang dimulai dari layar kecil di tangan tiba-tiba muncul di trotoar depan rumah? Satu hari kamu scroll liat resep viral, besoknya warung kopi tetangga jual versi mereka. Dunia memang kecil, dan lebih cepat ketularan mood daripada flu musim. Santai aja, kita ngobrol sambil ngopi tentang bagaimana tren global — khususnya yang lahir dari aplikasi seperti TikTok — bertransformasi jadi bagian nyata dari gaya hidup kita.
Pada dasarnya, platform seperti TikTok mempercepat siklus tren. Format video pendek memang bikin pesan mudah ditangkap, dan karena algoritma suka yang engaging, sebuah ide bisa menyebar dalam hitungan jam. Contoh nyatanya: resep dalgona coffee yang meledak waktu pandemi. Awalnya cuma eksperimen di dapur, lalu jadi ritual pagi banyak orang. Atau tren thrifting dan upcycling pakaian — yang awalnya gaya estetika sekarang punya implikasi ekonomi dan lingkungan. Orang jadi lebih mikir sebelum beli baju baru.
Yang menarik, tren bukan cuma soal fashion atau makanan. Gerakan sosial dan kampanye kesadaran juga sering bermula dari clip singkat. Flash mob, tantangan berdonasi, sampai ajakan mengunjungi ruang publik untuk “menghidupkan” kembali kota. Itu semua menunjukkan satu hal: konten online bisa memicu aktivitas offline yang nyata dan berkelanjutan, asalkan momentum dan pesan yang disampaikan kuat.
Kamu pernah lihat orang jalan-jalan pakai “clean girl” outfit sambil bawa tumbler berwarna pastel? Atau tetanggamu tiba-tiba jadi ahli membuat sourdough karena video 3 menit yang bilang “mudah”? Tren sering datang dengan estetika yang lengkap—musik, warna, jargon, sampai playlist. Jadinya kita nggak cuma ikuti satu kebiasaan, tapi ikut paket gaya hidupnya.
Lucu juga sih, kadang orang yang dulu anti foto makanan kini malah pamer latte art. Aku juga nggak luput. Kadang aku ikut-ikutan bikin resep viral cuma supaya bisa bilang “aku juga”. Kenapa? Karena ada rasa terhubung. Rasanya kayak ikut satu klub global yang anggotanya tersebar di banyak kota.
Nah, ini bagian favoritku. Suatu hari ada tantangan dance viral, eh minggu depannya ada sekelompok anak muda ngadain mini flash mob di alun-alun kota. Orang-orang heran, tapi ya lucu. Ada juga tren “park picnic” dimana orang bawa tikar, makanan ala-ala Instagram, dan musik. Satu sisi, membawa hiburan dan keramahan ke ruang publik. Sisi lain, kadang bikin orang tua di komplek bertanya-tanya, “ini kenapa tiba-tiba ramai banget?”
Dan jangan lupa, ada juga tren yang absurd: misalnya kompetisi membuat kopi paling estetik di halte bus. Atau komunitas yang saling tukar tanaman hias hasil klon dari stek viral. Dunia jadi lebih teatrikal, tapi juga lebih kreatif. Aku suka nonton inisiatif yang awalnya konyol tapi berakhir positif: pedagang kecil kebanjiran pembeli, seniman lokal dapat perhatian, ruang publik lebih hidup.
Masyarakat bereaksi beragam. Generasi muda biasanya cepat mengadopsi. Mereka melihat tren sebagai cara ekspresi diri atau kesempatan ekonomi — jualan produk, memonetisasi skill, jadi kreator. Sementara generasi yang lebih tua sering skeptis: “dulu kan nggak perlu semua ini.” Wajar. Perubahan terasa cepat dan kadang dangkal. Tapi jangan lupa, banyak tren yang kemudian berakar dan jadi tradisi baru.
Isu lain yang perlu dicatat adalah keberlanjutan. Tren cepat kadang berkonsekuensi pada konsumsi berlebihan. Namun, ada juga sisi positif: kesadaran soal lingkungan meningkat lewat kampanye upcycling, thrifting, dan plant-based eating yang dipopulerkan online. Intinya, kita harus pilih-pilih. Ikut tren boleh. Asal ingat dampaknya.
Kalau kamu mau baca lebih banyak cerita tentang bagaimana tren ini berkembang di berbagai negara, ada beberapa newsletter dan situs yang sering nguliknya. Salah satunya theorangebulletin, yang asyik buat jadi bahan bacaan ringan sambil ngopi.
Kesimpulannya: tren dari TikTok ke jalanan itu bukan sekadar mode. Itu cermin cara kita berkomunikasi, berkreasi, dan saling mempengaruhi. Kadang kocak, kadang bermakna. Yang penting, nikmati saja prosesnya. Ambil yang baik, buang yang merugikan. Terus, siapa tahu tren berikutnya bikin kita semua belajar satu skill baru. Atau sekadar tertawa bareng. Itu juga berharga.
Tren Global Menyapa Kita Lewat Berita Gaya Hidup dan Opini Masyarakat Apa yang Sedang Tren…
Pagi ini saya ngopi sambil buka berita soal tren global dan bagaimana opini masyarakat menilai…
Tren Global Mengubah Gaya Hidup dan Pendapat Masyarakat Apa arti tren global bagi gaya hidup…
Beberapa bulan terakhir aku sering nongkrong di kafe dekat kantor, sambil mengecek feed berita gaya…
Catatanku Tentang Tren Global Berita Gaya Hidup dan Opini Publik Informasi: Tren Global yang Lagi…
Catatan Seorang Pengamat Gaya Hidup Tentang Tren Global dan Opini Publik Aku suka mengamati percakapan…